http://myblogrudipurwanto.blogspot.com/2013/05/globalisasi-konflik-suriah.html
https://www.google.com/#q=suriah+news
https://www.google.com/#q=suriah+news
GLOBALISASI KONFLIK SURIAH
Suriah menjadi magnet bagi pejuang di seluruh dunia, beribu ribu pejuang dari berbagai Negara di dunia datang. Menurut lembaga penelitian King college di London yang di pubilkasikan oleh Guardian di Inggris jumlah pejuang asing yang bertempur di Suriah mencapai 5000 dari 14 negara di benua biru tersebut, diantaranya Austria, Inggris, Irlandia, Spanyol, dan Swedia .Inggris datang dengan kontingen terbesar yakni 28 sampai 134 personel. Peter Neuman, peneliti utama dari pusat studi internasional untuk radikalisasi (ICSR) King College, menyatakan bahwa jumlah pejuang asing di Suriah berjumlah 2000 sampai 5500,dan 200 di antaranya berasal dari Belgia, Belanda dan Irlandia. Sementara itu Negara-negara di kawasan Arab dan Afrika telah pula terlibat dalam upaya mencegah warga negaranya yang akan terjun dalam perang Suriah antara lain Negara seperti Tunisia, Arab Saudi, Libya, Yaman, Yordania, dan beberapa Negara lain. Bahkan Negara-negara tersebut sampai mengancam warganya yang turut dalam perang Suriah dengan ancaman pidana dan penjara, misalnya Raja Arab Saudi yang telah menganjurkan hukuman seberat beratnya untuk pihak pihak yang menganjurkan dukungan terhadap jihad Suriah.
Wilayah Suriah menjadi wilayah yang mempunyai magnitude tinggi bagi kehadiran pejuang dari seluruh dunia. Hal ini karena adanya beberapa keutamaan dari negeri Syam, yang pada jaman dahulunya mencakup Suriah, Palestina, Yordania dan Lebanon. Maka melihat situasi dan kondisi Timur tengah dan dunia dewasa ini yang begitu tengah di cekam oleh berbagai konflik, di mulai dari peperangan yang tak kunjung usai di Afghanistan dan menunjukkan makin kuatnya posisi Taliban, Irak yang makin berdarah darah akhir-akhir ini, perdamaian Palestina yang demikian rapuh, lalu kemunculan Arab Spring yang di mulai dari Tunisia yang sampai saat ini masih bergejolak, Mesir pun masih bergejolak sesudah kejatuhan Husni Mubarak 2 tahun lalu, Libya yang semakin memanas, Yaman yang berada dalam peperangan. Konflik dan peperangan Timur tengah ditambah dengan peperangan yang terjadi di Negara sekitar Timur Tengah seperti Somalia, Sudan, Nigeria, Mali, dan Afrika Tengah makin menjadikan Timur Tengah sebagai kawasan yang bisa meledak sewaktu waktu.
Perang Suriah telah menjadi perang bernuansa sektarian yang sangat mematikan. Perang tidak lagi terjadi antara Suni dan Syiah di satu negara tapi telah berkembang menjadi peperangan Suni dan Syiah dari banyak Negara. Pejuang Suriah yang berideologi Suni dengan bantuan pejuang dari seluruh negara di dunia bertempur dengan Bashar Asad dan pemerintahnya yang berpaham Syiah dengan dibantu oleh kekuatan Syiah utama dunia yakni Iran . Kekuatan pejuang Suriah di hadapi oleh kekuatan Bashar Asad yang di dominasi oleh Syiah Nusairiyah yang di bantu secara terang-terangan oleh Iran, Hizbullah, Iraq, dan Rusia. Maka peperangan Suriah sampai dengan bulan ini benar-benar telah menjadi perang yang siap menjadi perang global karena keterlibatan banyak pihak di dalam peperangan yang sedang berlangsung. Rusia dan Iran telah terlibat secara langsung dalam peperangan dengan dukungan personil, penasehat militer, persenjataan dan dana yang sangat besar. Amerika Serikat pun sekarang telah terjun secara langsung di dalam peperangan tersebut dengan mengirimkan 200 prajuritnya ke wilayah Yordania, begitu juga dengan pengiriman rudal patriotnya di wilayah Yordania, mengikuti langkah NATO yang telah sejak akhir 2012 memasang rudal patriot dan menurunkan prajuritnya di perbatasan Suriah dengan Turki.
Dalam hal mengatasi konflik Suriah, Barat , AS dan Rusia tampak mengalami perpecahan yang sangat parah. Rusia telah secara terbuka menyatakan berada di sisi Bashar Asad, sementara barat dan AS berada dalam kegalauan antara berada di sisi pejuang Suriah atau berada di sisi Basar Asad. Hal ini karena adanya ketakutan bahwa mendukung pejuang Suriah akan berarti mendukung kemenangan faksi mujahidin yang tentu sangat tidak di inginkan barat , terlebih beberapa waktu lalu Jabhah Nushrah sebagai salah satu pejuang Suriah telah menyatakan baiatnya secara terbuka terhadap Al Qaeda. Hal inilah yang menyebabkan Barat tidak kunjung melakukan tindakan di Suriah, berbeda dengan di Libya yang barat (baca NATO) segera menemukan pihak yang dapat di dukung dan di kendalikannya. Pihak dewan nasional Suriah (NSC) yang di prakarsai barat sampai hari ini belum mampu mengkoordinasikan seluruh pejuang Suriah sehingga membuat barat maju mundur dalam memberikan bantuan persenjataan kepada pejuang Suriah. Karena hal ini Ketua Dewan Oposisi Suriah Moadz al khatib mengundurkan diri, yang kemudian di gantikan oleh George Sabra. Namun tampaknya ketua NSC yang baru ini tetap akan menghadapi masalah yang sama yakni lemahnya legitimasi NSC di hadapan mayoritas rakyat Suriah.
Perang Suriah berpotensi menyeret Negara sekawasan dalam konflik terbuka. Roket roket dari Suriah telah berulang kali menerjang kawasan Israel dan Lebanon. Pesawat Suriah telah berulangkali masuk wilayah Lebanon dengan dalih mengejar pejuang Suriah. Sementara Israel telah beberapa kali terlibat baku tembak dengan Suriah karena serangan pihak Suriah di daerah perbatasan Dataran tinggi Golan yang di kuasai Israel. Beberapa hari lalu pesawat Israel telah menyerang pusat kota Damaskus, sesuatu yang anehnya justru dimaksudkan untuk membantu Basar Asad dari pembelotan yang di lakukan oleh tentaranya. Basar Asad juga telah mengingatkan Yordania untuk tidak terlibat dalam konflik Suriah. Pemerintah Suriah mencurigai Yordania telah terlibat dalam pelatihan pejuang Suriah. Dari pihak Lebanon pihak Hizbullah telah secara terbuka mengirimkan ribuan prajuritnya untuk berada di sisi Basar Asad dengan dalih melindungi tempat-tempat ibadah Syiah dan melindungi warga Syiah di Suriah. Pada kenyataannya Hizbullah telah melakukan serangan sangat gencar terhadap posisi-posisi pejuang Suriah, seperti wilayah kota Qushair, Homs, Suriah. Syiah Irak pun telah di mobilisasi dengan 30.000 pasukan. Peperangan Suriah juga berpotensi besar menyeret Turki dalam peperangan karena sikap diam Turki selama ini yang telah menjadi jalan utama bagi membanjirnya pejuang oposisi dari seluruh dunia.
Korban perang Suriah terus berjatuhan. PBB memperkirakan jumlah korban tewas di Suriah telah lebih dari 60 ribu orang. Sementara coordinator regional UNHCR untuk Suriah Panos Moumtziz menyatakan jumlah pengungsi Suriah di Yordania, Lebanon, Turki dan Irak telah mencapai 1,3 juta orang, tidak termasuk yang tidak terdaftar,maka jumlah sebenarnya akan jauh lebih besar dari yang terdaftar. Jumlah ini meningkat luar biasa di bandingkan jumlah tahun lalu yang baru mencapai 30 ribu orang. Jumlah sekarang di perkirakan akan meningkat 3 kali lipat pada akhir tahun jika tidak ada solusi untuk pengakhiran konflik.
Perang Suriah memang sebuah konflik yang luar biasa, sangat banyak pihak yang terlibat di dalamnya. Maka perang Suriah sangat berpotensi meledakkan kawasan Timur Tengah dalam suatu keadaan yang tidak terkendali, karenanya harus cepat di carikan solusi komprehensif untuk mencegah hal tersebut agar jangan sampai keadaan lebih buruk terjadi.
0 komentar:
Posting Komentar